Wilayah yang selalu kebanjiran di musim hujan kerap menimbulkan kerugian bagi para petani, karena padi yang baru ditanam menjadi puso. Para petani bahkan sampai harus mengulang penanaman hingga enam kali sebelum tanaman berhasil tumbuh dan selamat hingga panen. Hal tersebut menimbulkan pemikiran mereka untuk menyiasati wilayah yang jika sudah terendam banjir dapat berlangsung berbulan-bulan lamanya. Tinggi air yang merendam persawahan dapat mencapai 70 cm.
Sawah model baru yang mengadopsi SRI (System of Rice Intensification) akhirnya ditanam tiga bulan yang lalu dengan total luas 100 bata dan hasilnya ternyata cukup memuaskan. Menurut Pikiran Rakyat, yang menampilkan berita panen tersebut sehari sebelumnya (14/3), sawah apung dengan padi varietas IR 64 dan dipelihara secara organik tersebut, merupakan hasil kerja keras Taruna Tani Mekar Bayu di Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Ciamis.
Panen perdana yang dilakukan sederhana dihadiri pula oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis Nana Supriatna didampingi Camat Padaherang Dede Saeful Uyun serta Sekretaris Jenderal Ikatan Petani Pengendali Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI) Kustiwa Adinata.
foto: pikiran rakyat |
Salut untuk para petani kreatif dari Padaherang Ciamis ini. Semoga menjadi inspirasi bagi semua warga Ciamis dan para petani umumnya untuk tidak menyerah begitu saja pada keadaan, dan mencari terus solusi yang masih mungkin dilakukan untuk tetap produktif di saat yang tersulit sekalipun. Mengutip siaran berita teve nasional, hasil panen sekitar enam ton merupakan sebuah langkah yang nyata, dan patut disyukuri jika dibandingkan dengan kerugian akibat puso selama ini.
Medsos