Rombongan ibu-ibu lansia berkerudung rapi nampak berdiri membelakangi papan nama Yayasan Alyasini Ciamis. Sebagian berbalut busana tradisional, dan nampak canggung bergaya di depan kamera, sementara beberapa yang lain tanpa ragu menebar senyum ikhlas. Mereka adalah para peserta kegiatan Kejar (Kelompok Belajar) Paket-Trok, demikian nama yang disebut pengelolanya, yang tetap bersemangat menuntut ilmu meski usia sudah beranjak senja.
Kejar Paket-Trok adalah inovasi baru yang dikelola sejak tahun 2012 oleh Yayasan Alyasini di Dusun Ragapulu, Desa Jelat, Baregbeg, Ciamis. Sebelumnya, lembaga tersebut sudah mengelola Majelis Ta'lim, TK, PAUD dan Madrasash Diniyah. Kata Paket-Trok (baca: paketrok) sendiri identik dengan lansia, karena berasal dari istilah paketrok iteuk (beradu tongkat) dari Bahasa Sunda, yang mennggambarkan kondisi kaum lanjut usia yang telah memakai tongkat untuk membantu berjalan kaki.
Kegiatan Kejar Paket-Trok merupakan proses pembelajaran agama bagi janda lansia, dengan konsep yang tak sekedar pengajian biasa (ta'lim). Programnya terdiri atas belajar adab-adab sunnah, hafalan do'a sehari-hari, shalat bersama, belajar bersama, makan bersama, tidur bersama-sama, dan tentunya tahajud bersama. Kegiatan berlangsung seminggu sekali pada hari Kamis (sore) hingga Jum'at (pagi).
Ustadz Mumu Mujaddid Faruq, pengelola program, menuturkan sejarah kegiatan yang sudah berjalan hampir satu tahun tersebut. Menurutnya, Pesantren Paket-Trok diawali secara 'tak sengaja', bermula ketika seorang nenek mengantar cucunya mengikuti pesantren kilat siswa SD pada saat liburan. Sang nenek menunjukkan rasa senang seandainya dapat ikut mesantren, dan mengaku tak sempat ikut belajar diniyah di masa lalu.
Keinginan sang nenek bak gayung bersambut, dan mendapat respon positif dari panitia pesantren kilat siswa SD. Program Kejar Paket-Trok diluncurkan Yayasan Alyasini, dan secara tak terduga mendapat banyak peminat, sampai 19 orang pendaftar. Kegiatan tersebut melibatkan 6 orang pengelola, terdiri atas tim pengajar 3 orang dan tim akomodasi 3 orang yang bertugas bergantian.
Respon peserta kegiatan sangat positif, bahkan membantu penyebaran berita secara pabeja-beja (dari mulut ke mulut). Kini, sekitar 25 orang rutin mengikuti kegiatan tersebut, yang berasal dari empat RW di lingkungan sekitar. Pihak pengelola juga membuka diri jika ada peserta dari luar yang ingin mengikuti kegiatan, dengan syarat diantar jemput pihak keluarga.
Semangat para peserta dan pengelola kegiatan Kejar Paket-Trok patut mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak. Ustadz Mumu berharap kegiatan seperti ini juga dapat menjadi trend positif di lingkungan masyarakat lain. Sekretaris Yayasan Alyasini tersebut menyitir sebuah nasihat, "Carilah ilmu dari buaian hingga liang lahat!"
Medsos