Puncak acara Kemping Ceria di Puncak Puspa (KCPP) yang merupakan hasil kerja sama Ciamis.info, Pendim Kodim 0613 Ciamis, Diskominfo Ciamis dan BNNK Ciamis, telah berlangsung pada Sabtu malam (27/7/2019) di Desa Medanglayang, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis. Kegiatan rintisan tersebut berlangsung relatif lancar dan sukses, meskipun masih menyisakan catatan di sana-sini.
Kemping Ceria sejatinya digagas bersifat informal dan merupakan ajang ‘ulin bareng’ (main bersama). Kegiatan ini tak hanya diikuti oleh para peserta yang merupakan warga Kabupaten Ciamis, tetapi terdapat pula yang berasal dari wilayah lain, bahkan dari luar Jawa Barat. Sebagiannya merupakan penghobi naik gunung atau pecinta alam, tetapi banyak pula yang mengikuti kegiatan tersebut sebagai pengalaman pertama berkemah di ketinggian.
Sesuai dengan namanya, Kemping Ceria berupaya mempersatukan peserta serta undangan dari berbagai kalangan ke dalam pengalaman unik yang penuh dengan nuansa keceriaan. Bukan hanya dihadiri oleh peserta yang mendaftar dan membayar melalui panitia, warga setempat pun diberikan kesempatan secara gratis untuk ikut serta menyaksikan kegiatan, sekadar melihat suasana atau menikmati hiburan.
“Saya baru tahu ada tempat seperti ini di sini, padahal saya orang bawah sini,” ucap seorang ibu, setengah bercanda. Ia bersama warga lainnya rela mendaki untuk ikut menyaksikan Kemping Ceria.
Peserta kegiatan sendiri terdiri dari mahasiswa, anak sekolah, komunitas pendaki dan bahkan ada pula yang datang dengan formasi lengkap sekeluarga.
“Saya sengaja ke sini sambil mengajak anak-anak untuk belajar mengenal alam,” tutur Mardi Achmad yang hadir bersama istri dan dua anaknya yang masih belia.
Sementara itu, undangan dari kalangan instansi berasal dari dari Tim Penerangan Kodim Ciamis, BNNK Ciamis, Kepolisian, Perhutani dan RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) yang mendukung pada sisi komunikasi.
Meski selama pentas seni, pukul 20.00 WIB hingga selesai, Puncak Puspa terus diselimuti kabut ─sempat amat pekat, peserta kegiatan umumnya tetap bertahan mengikuti acara dengan khidmat dan penuh semangat. Tak kuat menahan dingin atau mengikuti alur acara, beberapa memilih undur diri sebelum tampilan usai dan bergerak menuju tenda.
Berada di Puncak Puspa memang butuh perjuangan. Sebelumnya, para peserta paling tidak harus merasakan lelahnya mendaki selama 45 menit, sebelum akhirnya tiba di lokasi. Jika menggunakan jasa ojek dari warga setempat pun, perjalanan melewati jalan berbatu masih tetap begitu menantang. Meski demikian, perjalanan tersebut akan terbayar oleh indahnya panorama alam yang tersaji di area bumi perkemahan.
Suasana persaudaraan dan keakraban tanpa batas, tercermin dari penataan lokasi pentas seni yang terbuka dan tanpa sekat. Satu-satunya ‘penghalang’ hanyalah undakan pelataran. Para peserta berbaur cukup dekat tanpa dibedakan oleh latar belakang masing-masing.
Meresapi nuansa kebersamaan, mengenal dan menikmati alam, mengapresiasi seni tradisi, serta terhubung dengan banyak kenalan baru merupakan pengalaman yang amat berkesan, di balik kabut Puncak Puspa yang tak henti bergantian datang dan hilang.
Penulis: Diantika IE
Editor: @ciamis.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar