Dian Heri Sofian, arsitek lansekap kelahiran Ciamis, terpilih sebagai Ketua Umum IALI (Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia) pada Musyawarah Nasional ke-6 yang berlangsung di Malang, Jawa Timur, tanggal 1-3 November 2019.
Munas yang mengusung tema "Konsolidasi IALI dalam Meningkatkan Kompetensi guna Mendukung Pembangunan Indonesia yang Berkelanjutan" tersebut menetapkan Dian sebagai pimpinan untuk periode jabatan 2019-2022.
Dian, lahir tahun 1972, menghabiskan masa kecil hingga remaja di Ciamis. Ia merupakan alumni SMPN 1 Ciamis dan SMAN 1 Ciamis, sebelum melanjutkan pendidikan jenjang S-1 Teknik Arsitektur ITB dan S-2 Program Magister Arsitektur, Alur Studi Bentang Alam, pada kampus yang sama.
Kiprah Dian di dunia arsitektur lansekap Indonesia terbilang sudah cukup lama. Terakhir, ia sempat tersorot di ranah publik saat ikut tampil pada proses penataan pantai Pangandaran yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Sebelumnya, masyarakat Ciamis juga melihat keterlibatan Dian pada tahap awal perancangan penataan Alun-alun Ciamis.
Menanggapi keterpilihannya sebagai Ketua Umum IALI, kepada CIAMIS.info Dian menyampaikan bahwa peran organisasi yang dipimpinnya di masa mendatang akan semakin luas.
“Tantangan yang dihadapi arsitek lansekap di Indonesia adalah bagaimana selalu dapat memberikan kontribusi pada setiap tahap dan skala perencanaan, karena seorang arsitek lansekap dapat berkontribusi di tahap regional planning sampai detail engineering,” ungkapnya.
Arsitek lansekap, menurut Dian, dapat terlibat dalam perencanaan skala pulau, regional, kawasan, tapak spesifik, bahkan meskipun sekadar mendesain akses masuk ke area kavling. Arsitek lansekap memiliki kapasitas dan tugas untuk menghadirkan ruang luar yang aman, nyaman, aksesible, dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah keberlanjutan, serta memberikan pengalaman ruang yang kuat dan mengesankan bagi penggunanya.
“Prinsip ini yang pernah dicoba diterapkan ketika mendesain Alun-Alun Ciamis,” tuturnya.
Dian memandang, tantangan yang dihadapi IALI adalah bagaimana organisasi asosiasi tersebut dapat memajukan kepentingan anggota sedemikian rupa sehingga secara kolektif diharapkan IALI dapat menjadi ‘rumah’ bagi arsitek profesional di Indonesia untuk bersama-sama memaksimalkan peran dalam pembangunan bangsa, khususnya di bidang konstruksi dan lingkungan.
Dian memandang berbagai kegiatan yang diadakan oleh dan bersama-sama IALI, baik internal maupun eksternal, sudah seharusnya ditujukan untuk selalu meningkatkan kapasitas anggota, baik wawasan dan pengetahuan desain ketika menjadi peserta suatu event, maupun sekaligus penambahan kemampuan berorganisasi ketika menjadi panitia.
“Masing-masing peran harus mendapat apresiasi yang adil, sehingga diharapkan kerjasama di asosiasi ini dapat mendorong kemajuan keilmuan, keprofesian dan tentunya kesejahteraan anggota,” pungkas Dian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar