Curah hujan yang akhir-akhir ini tergolong ekstrim di wilayah Kabupaten Ciamis dan sekitarnya, tak jarang menimbulkan potensi bencana alam dan bahaya bagi warga. Tak hanya akibat curahan air hujan yang menyebabkan sungai meluap dan tanah longsor, petir dan jalanan licin juga turut mengancam keselamatan manusia.
Cuaca ekstrim, terlebih ditambah dengan kondisi vegetasi alam yang terus menurun kualitasnya, diperburuk lagi oleh wilayah serapan air yang mengalami penggundulan dan alih fungsi lahan. Akibatnya, arus air hujan melebihi kelaziman, membawa dampak yang amat mengkhawatirkan.
Senin (9/3/2020), sejatinya kehidupan akan berlangsung normal-normal saja sesuai ritmenya. Pagi hari, para penduduk di perbatasan antara wilayah Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing, dengan Desa Danasari, Kecamatan Cisaga, akan melakukan aktivitas seperti biasanya. Selepas salat subuh, sebagian warga sudah ada yang bersiap pergi ke sawah garapannya.
Tak dinyana, jembatan gantung yang menghubungkan antara Desa Kertabumi dengan Desa Danasari terputus akibat terbawa arus Sungai Cimuntur yang sangat deras. Bagian jembatan yang tersisa sudah tidak mungkin dilalui dengan aman dan nyaman.
Video yang dikirimkan warganet Ayuni Septiani menunjukkan kondisi jembatan tersebut yang amat memprihatinkan. Putusnya jembatan gantung ini diduga terjadi pada selepas waktu subuh.
Meski sederhana, jembatan gantung tersebut sangat vital bagi masyarakat sekitarnya. Putusnya jembatan tersebut membuat warga mengalami kesulitan dalam menyeberangi Sungai Cimuntur dan mencapai tempat beraktivitasnya.
Sebut saja para pelajar yang jadinya harus menempuh jarak lumayan jauh, sekitar 8 km, untuk menuju ke sekolah mereka. Biasanya, sebelum jembatan putus, mereka hanya perlu menempuh jarak sekitar 2 km saja untuk menuju lokasi sekolah.
Para petani yang akan melakukan aktivitas di sawah juga menjadi terganggu akibat kerusakan sarana ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar