Membesarkan anak bukanlah pekerjaan sepele atau sederhana, dan membutuhkan kesanggupan serta kemampuan dalam menjalaninya. Begitu kompleksnya peran sebagai orang tua, membuat beberapa pasangan akhirnya merasa gagal karena tak mampu melakukan tugas mulia tersebut. Tak hanya harus punya ilmunya, menjadi orang tua juga membutuhkan kesabaran yang ‘tanpa batas’.
Ironisnya, beberapa orang tak mampu menjadi orang tua yang baik bagi anak-anaknya, padahal sangat hebat dalam mencari rejeki dan kekayaan. Beberapa yang lainnya, mampu menggapai ilmu dan kedudukan yang tinggi, tapi juga malah merasa gagal mendidik anak-anaknya.
Jika satu anak sudah merepotkan, dua tiga anak sangat melelahkan, maka bagaimana dengan memiliki 15 orang anak sekaligus? Sanggupkah? Ternyata contoh nyata orang tua yang berhasil, dengan jumlah anak yang banyak, masih ada dan dapat ditemui di alam nyata. Salah satu keluarga yang memiliki jumlah anak melebihi satu tim sepakbola tersebut terdapat di Kabupaten Ciamis.
K.H. M. Yusuf Amin dan Hj. Siti Maria Ulfah adalah pasangan pengasuh Pondok Pesantren Al-Ulfah yang terletak di daerah Babakan, Dusun Karanganyar, Desa Rancah, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis. Selain dikenal sebagai pimpinan pondok, tokoh ulama yang hafizh Al-Quran tersebut juga merupakan perintis, koordinator dan ‘Amanah Tashih’ metoda belajar Al-Quran sistem Qiroati di Kabupaten Ciamis.
15 Bersaudara ‘Gen Al-Amin’
Rumah tangga K.H. M. Yusuf Amin dan isterinya sejatinya dikaruniai 18 orang anak, tetapi 3 di antaranya meninggal dunia. Kini, anak tertuanya berusia 29 tahun, dan yang termuda baru berusia 6 tahun. Karena keunikan banyaknya jumlah anak tersebut, muncul sebutan ‘Gen Al-Amin’ untuk mereka, putra-putri penerus pengasuh Ponpes Al-Ulfah tersebut.
‘Gen Al-Amin’ terdiri atas 9 anak perempuan dan 6 anak laki-laki, yang uniknya lagi semuanya memiliki nama berawalan huruf I. Beberapa di antaranya sudah menikah, sedangkan yang lainnya masih belia atau dalam proses menuntut ilmu di berbagai tempat.
Yang mengagumkan, tanpa mendapat paksaan atau tekanan, anak-anak K.H. M Yusuf Amin mengikuti jalan orang tuanya. Tercatat, sudah 4 anak yang meraih predikat hafizh Al-Quran. Anak pertama, keempat, kedelapan, dan kesembilan, memilih menggeluti kitab kuning secara mendalam, sembari juga menghafal Al-Quran. Dua di antara ‘Gen Al-Amin’ menempuh pendidikan S-2, masing-masing di Semarang dan Jakarta.
Kebersamaan dan Keseimbangan
K.H. M Yusuf Amin mengungkapkan melaui salah satu putrinya kepada CIAMIS.info, ia dan istrinya tak memiliki resep khusus tertentu dalam membesarkan anak-anaknya. Ia pun merasa tidak ada yang berbeda dengan orang tua lainnya. Dirinya bahkan tak pernah mengharuskan anak-anaknya untuk menjadi apa yang orang tua suruh.
“Orang tua hanya bisa berharap dan berdoa kepada Allah SWT, agar anak-anaknya kelak membanggakan orang tuanya, entah itu menjadi kiai, insinyur, pengusaha, dokter, dan lain-lainnya,” tutur tokoh kharismatik tersebut.
Ia menyebut, sebagai orang tua, ia dan istrinya hanya membesarkan dan mengasuh semampunya. Ia mengajak salat berjamaah, dan makan harus bersama-sama, tak boleh ada yang menunda-nunda. Kebersamaan adalah hal yang utama.
“Ayah selalu bilang pada kami, sejak dari dulu, ‘Kalau kalian ingin sukses dan berguna bagi nusa bangsa, gapailah cita-cita kalian setinggi-tingginya. Masuk pendidikan, jangan tanggung-tanggung!’,” ungkap Ira Munirotul Ulfah, putri keempat K.H. M. Yusuf Amin.
Ia menambahkan, untuk anak perempuan pun ayahnya terus mendorong untuk melanjutkan pendidikan sampai jenjang S-3, tetapi dengan catatan khusus yang sangat dipegang teguh putra-putrinya.
“Kita harus bisa menyeimbangkan antara dunia dan akhirat, hanya itu didikan beliau kepada kami,” pungkas Ira.
Penulis: @ciamisnulis
Editor: @ciamis.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar