Jalan-jalan ke wilayah Kecamatan Rancah, memang belum lengkap jika tidak dibarengi mencari cenderamata khas daerah tersebut, selepas mengunjungi berbagai lokasi wisata alamnya yang indah. Sesudah puas refreshing di kawasan Puncak Bangku Desa Situmandala, misalnya, dan menikmati kuliner lokal yang nikmat, atau sekadar ngopi santai, maka lokasi selanjutnya yang dapat dijadikan alternatif tujuan kunjungan, adalah Kampung Bedog Cisontrol.
Nama ‘Kampung Bedog Cisontrol’ bermakna kampung golok Cisontrol. Ativitas ekonomi kreatif ini memang berkonsentrasi dalam pembuatan perkakas pertanian, terutama golok. Namun, golok kini tak hanya digunakan sebagai alat bertani saja, tetapi juga dapat menjadi cenderamata yang unik, sambil tak kehilangan fungsi utamanya.
Kampung Bedog Cisontrol mulai berdiri sejak tahun 1980, terletak di RT 03 RW 05 Blok Pasirhalang, Dusun Kertajaga, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis. Usaha ini dirintis oleh Solehudin, warga setempat, dan kini dikelola bersama anaknya, Ma’mun Munandar.
Produksi Kampung Bedog Cisontrol terutama berupa golok. Namun, apapun bentuk pesanan konsumen, jika masih dalam lingkup alat pertanian, akan dilayani dan dikerjakan.
“Kebanyakan pesanan yang masuk berasal dari luar daerah,” ungkap Ma’mun Munandar kepada CIAMIS.info.
Dijelaskannya, produksi dalam partai besar sudah biasa didistribusikan melalui Kabupaten Kuningan. Hal ini tidak mengherankan, mengingat wilayah Rancah berbatasan langsung dengan kabupaten tersebut, sehingga hubungan dagang sangat mungkin banyak terjadi dan melintasi di antara kedua wilayah tersebut.
Penjualan hasil produksi Kampung Bedog Cisontrol kini tak hanya mengandalkan transaksi langsung atau pertemuan fisik dengan konsumen. Seiring makin canggihnya teknologi komunikasi, pemasaran hasil produksinya pun kini merambah melalui internet. Penjualan secara online dan pemanfaatan media sosial telah memberi kontribusi cukup besar pada perkembangan usaha tersebut.
“Dengan pemasaran via online, produk kami dapat masuk ke Bogor, Jakarta, Bekasi, bahkan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur, barangnya dikirim menggunakan jasa paket,” imbuh Ma’mun.
Diungkapkan Ma’mun, kini produksi golok dan berbagai perkakas lain telah berjalan dengan relatif lebih cepat, berkat penggunaan mesin untuk sebagian prosesnya. Pemasaran pun sudah bukan menjadi permasalahan utama lagi, bahkan pesanan dari pasar tidak selalu dapat dipenuhi.
“Hambatannya ada di permodalan,” ungkapnya.
Dalam sehari, 8 orang tenaga kerja di Kampung Bedog Cisontrol dapat memproduksi 2 buah golok siap jual. Mereka bekerja dari pukul 7 pagi hingga pukul 4 sore untuk menghasilkan produk-produk terbaik.
Selain menggunakan bahan baku logam pilihan, mereka memakai kayu kijulang, sonokeling, tanduk kerbau, dan tanduk sapi untuk dipakai sebagai gagang dan warangka. Bahan-bahan pendukung tersebut relatif mudah didapatkan, karena sudah ada pemasoknya yang akan datang berdasarkan permintaan.
Hasil produksi para perajin Kampung Bedog Cisontrol dapat dibeli dengan harga mulai Rp. 250.000-an. Peminat dapat menghubungi melalui WA 0858-4624-3780 atau akun facebook Munandar Ammar.
Penulis: @ciamisnulis
Editor: @ciamis.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar