Perang yang terjadi di Palestina selama sebelas hari telah menyebabkan ratusan korban jiwa di kalangan rakyat sipil. Terbanyak, korban jatuh berasal dari kalangan rakyat Palestina, sebab kemampuan persenjataan Israel dan Palestina memang sangat tidak berimbang. Pemboman dahsyat oleh tentara Israel juga telah menghancurkan infrastruktur Palestina dengan kerusakan yang luar biasa.
Jatuhnya korban sipil dan kerusakan akibat perang yang tidak berimbang tersebut menimbulkan gaung solidaritas dan pembelaan dari seluruh dunia. “Tak harus menjadi muslim untuk membela Palestina, cukup menjadi manusia” adalah salah satu di antara kalimat-kalimat yang ikut menyebar cepat ke seluruh pelosok jagad maya.
Bagi Mufti Aziz Ramdani, seorang seniman grafiti dari Ciamis, ekspresi solidaritas dan bebagai kegelisahan atas fenomena yang berlangsung di dunia dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menyampaikan ‘pesan’ melalui karya visual jalanan yang dapat dinikmati khalayak ramai dengan bebas dan terbuka. Ia lantas membuat karya grafiti bertema Palestina dan memublikasikannya melalui media sosial pada tanggal 18 Mei 2021.
Mufti mengaku mulai menekuni dunia grafiti sejak tahun 2008, berawal dari hobinya membuat karya-karya vandal berupa tagging tulisan nama. Hobi tersebut berlanjut dan berkembang, hingga kemudian ia menemukan ‘jatidiri’ dalam karya-karyanya, sebuah ciri khas yang dapat ditemui pada hasil ekspresinya di jalanan atau ruang terbuka.
Pemuda kelahiran Ciamis, 18 April 1990, yang berdomisili di wilayah Sikuraja, Ciamis, tersebut mengaku memperoleh banyak manfaat dari aktivitasnya di dunia grafiti. Namun, ia tak menampik bahwa ada kepuasan terbesarnya adalah ketika karyanya mendapat tanggapan positif dari masyarakat.
“Berkesan sekali jika karya saya bisa dilihat orang banyak,” ungkapnya pada CIAMIS.info.
Alumnus SDN Galuh 17, SMPN 5 Ciamis dan MAN 2 Ciamis tersebut mengaku sudah mengikuti berbagai banyak event graffiti jamming di dalam maupun luar wilayah Ciamis. Beberapa kota yang sempat disambanginya, yaitu Jakarta, Bekasi, Tangerang, Depok, Garut, Bandung, Majalengka, Cirebon, Tegal, Brebes, Purwokerto, Jogja, Kebumen, Pekalongan, Pemalang, Kuningan, dan Malang.
“Manfaat menekuni grafiti ini banyak, mulai dari mendapat temen baru, relasi, koneksi, bahkan job painting,” tuturnya.
Dalam aktivitasnya untuk membuat karya grafiti, pemilik akun instagram @marmermor ini kerap melakukan secara solo atau sendirian. Namun, cukup sering juga ia melakukan kegiatan tersebut bersama teman-teman satu hobi atau sesama seniman grafiti.
“Yang tentang Palestina itu dibuat cuma 3 jam,” jelasnya saat ditanya mengenai proses pembuatan grafiti bendera Palestina, yang dibuatnya pada bidang sisa tembok di lokasi bekas kantor Satpol PP Ciamis.
Karya-karya grafitinya, yang selalu dibubuhi identitas ‘marmermor’, beberapa kali mencuri perhatian warga Tatar Galuh Ciamis, karena mengangkat isu yang sedang hangat dibicarakan atau mendapat perhatian publik yang luas. Ia mencurahkan tanggapan, sentilan, dan bahkan protes, mengenai berbagai hot issue, seperti korupsi, Covid-19, kasus Novel Baswedan, budaya valentine, dan banyak lainnya. Terakhir, ia pun mengangkat tema tentang kondisi Palestina. Karya-karya visual tersebut seolah mewakili suara hati publik yang kadang hanya mengendap di bawah permukaan.
Penulis: @ciamisnulis
Editor: @ciamis.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar