Belasan anak-anak belia yang sedang berada di dekat papan wall climbing di area Taman Lokasana itu terdiri atas berbagai usia, baik yang laki-laki maupun perempuan. Semuanya tampak bersemangat dan tekun menjalani latihan memanjat dinding, di bawah arahan dua coach yang setia mendampingi mereka.
Sebagian dari para Spider Kids Ciamis tersebut bahkan sudah terampil untuk melakukan pemanjatan hingga ketinggian yang ditentukan oleh pelatih, dengan menggunakan teknik-teknik yang diajarkan. Kemampuan fisik mereka, yang tubuhnya masih berada di masa pesat pertumbuhan, cukup mendukung aktivitas dalam menekuni olahraga outdoor tersebut.
“Kegiatan manjat anak-anak ini dimulai sekitar bulan November 2020,” tutur Amel, salah satu coach yang mendampingi anak-anak dengan minat khusus tersebut, kepada CIAMIS.info.
Ia mengungkapkan, pada awalnya hanya ada satu orang anak saja, putra dari salah satu anggota tim SAR Jeram Seribu, yang ingin ikut latihan olahraga panjat dinding tersebut. Bermula dari satu anak tersebut, kini latihan wall climbing di Taman Lokasana diikuti oleh belasan anak yang berasal dari kota Ciamis dan sekitarnya.
“Yang rutin latihan ada 7 orang anak, sisanya belum rutin, alias masih belang-betong,” ujarnya.
Amel mengaku, selain menjalani pekerjaan dan kuliah, ia kini memberi porsi perhatian khusus untuk melatih para Spider Kids Ciamis tersebut, paling tidak dua kali dalam seminggu, di luar jadwal latihan pribadinya.
“Latihannya dua kali seminggu. Rutinnya hari Minggu pukul 8 pagi di Taman Lokasana. Satu hari lainnya kondisional, gimana free (time)-nya, kadang Jumat atau Kamis, atau Rabu pukul satu siang,” tambahnya.
Tim coach yang melatih anak-anak tersebut terdiri atas dua orang dari Komunitas Ciamis Climbing, yakni Erik dan dirinya, serta dibantu tiga orang asisten.
Aktivitas latihan panjat dinding di Taman Lokasana tidak terlepas dari keterlibatan kedua pelatih yang juga merupakan anggota pengurus FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) Kabupaten Ciamis. Dedikasi dan loyalitas keduanya untuk mengembangkan olahraga ini diwujudkan dengan melakukan pencarian bibit-bibit pemanjat dari kalangan anak-anak.
Pembinaan calon atlet dari kalangan anak-anak, atau usia yang lebih muda, diyakini merupakan salah satu kunci regenerasi pegiat olahraga panjat dinding Indonesia ke depannya. Olahraga ini menyediakan peluang bagi anak bangsa untuk meraih cita-cita membawa harum nama derah dan bahkan negara dengan prestasi setinggi-tingginya. Sudah terbukti, bahwa atlet panjat Indonesia dapat berjaya di tingkat dunia.
“Anak yang ikut latihan ini, yang paling kecil umurnya 5 tahun, yang paling gede kelas 4 SD, tetapi kebanyakan baru kelas 2 SD,” ujar Amel lagi.
Untuk menghilangkan kejenuhan dan agar membuat proses latihan lebih menyenangkan, para coach dan pendamping secara berkala mengajak anak-anak Spider Kids Ciamis untuk berlatih di luar Ciamis, atau jalan-jalan sebagai ajang refreshing. Tak harus jauh, cukup ke kota tetangga atau lokasi lainnya, tetapi cukup untuk menyegarkan suasana.
Amel berharap kejuaraan untuk usia dini segera diselenggarakan lagi, setelah sempat cukup lama tidak menerima info atau undangan lomba di masa pandemi. Ia berharap atlet-atlet belia akan bermunculan dari Kota Manis Ciamis.
Ciamis Climbing, imbuhnya, membuka pintu lebar-lebar untuk para orang tua yang akan menitipkan anak-anaknya belajar panjat dinding, dengan syarat sangat sederhana, yaki punya keinginan kuat untuk konsisten dan disiplin berlatih. Tidak ada pembayaran apa-apa untuk pendaftaran, free alias gratis. Sumbangan untuk kas latihan pun diberikan seikhlasnya saja dan tidak mengikat.
Peminat dapat menghubungi nomor WA 0821-2337-1608 untuk mendaftar dan nanti akan dimasukkan ke dalam grup khusus agar tidak ketinggalan info latihan dan kegiatan lainnya.
“Usia minimal untuk yang ingin bergabung dengan Spider Kids Ciamis adalah 4 tahun, tapi kalau untuk latihan memanjatnya sendiri sebetulnya silakan saja umur berapapun. SD, SMP, SMA, bahkan bapak-bapak atau ibu-ibu pun kami terima jika ingin sama-sama berlatih, dan alat kami sediakan,” pungkasnya.
Foto: @ammmmel_
Penulis: @ciamisnulis
Editor: @ciamis.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar