Masyarakat Dusun Lemahneundeut RT 31 RW 11 Desa Awiluar, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, dikagetkan dengan robohnya pohon pangsor yang berada di sekitar komplek makam Eyang Imam Faqih, tokoh leluhur setempat yang dianggap sebagai salah seorang waliyullah.
Kejadian tumbangnya pohon pangsor yang ditaksir sudah berusia puluhan tahun dan dianggap keramat itu bersamaan dengan datangnya angin kencang yang melanda kawasan tersebut pada hari Senin (28/3/2022) sekitar pukul 11.15 WIB.
Pohon pangsor (Ficus callosa Willd.), menurut beberapa sumber, termasuk ke dalam family Moraceae, dan berasal dari wilayah Asia Timur hingga Asia Tenggara. Pohon ini mampu mencapai tinggi 25-35 meter, bahkan ada yang mencapai 45 meter. Warna kayunya abu-abu kekuningan, tampak indah dan dapat dimanfaatkan untuk produk dekoratif, mebel, kotak, plywood, maupun kerajinan. Buah pohon pangsor dapat dimakan setelah dimasak dulu, dan kulit kayunya yang berserat dapat diolah menjadi kain.
Pohon pangsor memiliki keistimewaan tersendiri, di antaranya sebagai penanda, hingga ada pula tempat yang dinamai berdasarkan keberadaan pohon tersebut, semisal salah satunya Desa Pangsor di Kabupaten Subang.
Pohon pangsor di komplek makam Eyang Imam Faqih di Dusun Lemahneundeut, juga disebut warga setempat sebagai pohon yang dikeramatkan. Bagi sebagian kalangan, nilai kekeramatan sebuah pohon di suatu wilayah sebenarnya bisa jadi merupakan bagian dari kearifan lokal dalam konservasi alam dan pelestarian lingkungan.
Robohnya pohon pangsor yang merusak atap bangunan yang menaungi makam Eyang Imam Faqih di Dusun Lemahneundeut dapat diduga karena faktor alam berupa angin kencang, serta usia pohon yang sudah relatif tua. Akibatnya, dibutuhkan waktu untuk melakukan perbaikan atap bangunan makam yang hingga kini masih terus didatangi oleh para peziarah dari berbagai daerah tersebut.
Tokoh ulama yang bernama asli Tubagus Arifin ini konon berasal dari Makassar dan pernah tinggal di Cirebon sehingga disebut juga sebagai Tubagus Ciwaru. Ia pun disebut masih punya hubungan kekerabatan dengan Sunan Gunung Jati.
Menurut penuturan warga, Eyang Imam Faqih dikisahkan pernah berjuang bersama Pangeran Diponegoro saat melawan penjajahan Belanda. Ketika Pangeran Diponegoro ditangkap, ia berhasil kabur dan akhirnya suatu saat menemukan lokasi Dusun Lemahneundeut yang dirasa sesuai untuk bermukim dan melanjutkan kehidupan.
Eyang Imam Faqih dianggap merupakan salah satu waliyullah yang semasa hidupnya memiliki ribuan murid karena pandai dalam ilmu agama dan ilmu tani. Karena kepandaiannya dalam ilmu agama itulah maka ia diberi gelar Imam Faqih.
Kontributor: @atiknuratikah
Editor: @ciamisnulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar