Tim Film SMKN 1 Rancah berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan meraih juara 1 dalam bidang lomba Film Pendek (Fiksi) pada ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Provinsi Jawa Barat. Kegiatan FLS2N tingkat Jabar tersebut dilaksanakan pada tanggal 26-27 Juni 2023 di Bandung dan diikuti oleh perwakilan dari setiap kabupaten/kota di Jawa Barat. Dengan raihan ini, Tim Film SMKN 1 Rancah akan melaju ke FLS2N di tingkat nasional, mewakili Provinsi Jawa Barat, pada sekitar bulan Agustus 2023 mendatang.
Secara membanggakan “Secanting Asih”, sebuah film pendek (fiksi) garapan Tim Film SMKN 1 Rancah, berhasil mengungguli 22 tim film lainnya yang mewakili kabupaten/kota se-Jawa Barat. Penetapan dan penyerahan hadiah dilaksanakan pada hari Selasa (27/6/2023) sekitar pukul 14.00 WIB, bertempat di SMKN 10 Bandung.
Tim Film SMKN 1 Rancah yang hadir dalam acara pengumuman pemenang tersebut diwakili oleh Lovia Sukmawati (Kelas XII Akuntansi dan Keuangan Lembaga 3) dan Diki Algani (Kelas XII Bisnis Daring dan Pemasaran 1). Lovia adalah sutradara, sedangkan Diki merupakan penulis naskah, dalam produksi film “Secanting Asih”.
Turut mendampingi keduanya sebagai perwakilan Tim Film SMKN 1 Rancah, Eggy Aditiar yang merupakan guru pembimbing, dan Joko (eks Kepala SMKN 1 Rancah) yang secara kebetulan berada di lokasi acara. Nama Eggy Aditiar sendiri kerap muncul dalam perbincangan tentang produksi film di wilayah Ciamis dan sekitarnya, sebagai seorang sutradara lokal handal yang kerap meraih penghargaan di tingkat nasional atas karya-karyanya.
Tentang Pendidikan Inklusi, Prestasi dan Kearifan Lokal
Lovia, Sutradara “Secanting Asih”, kepada CIAMIS.info mengaku sangat kaget ketika mengetahui film yang digarap bersama teman-temannya meraih prestasi terbaik dalam bidang lomba Film Pendek (Fiksi) FLS2N tingkat provinsi. Terlebih, bagi dirinya ini adalah pengalaman pertama menjadi sutradara, dan bagi Diki juga merupakan debut pertama sebagai penulis naskah. Pengalaman keduanya selama ini adalah menjadi aktor saja, itu pun hanya beberapa kali saja.
“Proses produksi dari mulai pra-produksi, survei tempat, gladi, syuting, dan pasca atau editing, berlangsung mulai dari 18 Mei 2023 sampai 9 Juni 2023,” tuturnya saat dihubungi CIAMIS.info, Rabu (28/6/2023).
Baca juga: Mereka di Balik Kemenangan Film "Toleransi Masyarakat Susuru"
Diungkapkan Lovia, film pendek “Secanting Asih” ini digarap dengan mengacu pada tema yang tersedia pada lomba, yakni “Talenta Merdeka, Menginspirasi Kebebasan yang Bermartabat dan Berprestasi”. Film tersebut berkisah tentang sosok Suarsih, anak tuna wicara yang lahir dari seorang ibu yang pandai membatik. Sang ibu berharap anaknya suatu saat dapat melanjutkan jejaknya agar kelestarian batik tetap terjaga, tetapi Suarsih merasa kurang percaya diri karena difabel dan mengalami diskriminasi oleh teman-temannya. Sang Ibu terus memotivasi dan mengajarkan Suarsih membatik, hingga akhirnya pada suatu waktu karya batiknya terpilih untuk dipamerkan di luar negeri.
Tak hanya menunjukkan keberpihakan pada kaum difabel, film pendek ini juga mengangkat kearifan lokal, yakni batik dan beberapa permainan tradisional, berupa adu kelereng dan pecle. Namun, inti dari pesan yang disampaikan adalah bahwa meskipun ada keterbatasan dan halangan, tetapi seseorang dapat meraih kesuksesan, dengan dorongan kuat dari orang tua.
Berkarya untuk Menginspirasi
Lovia mengaku menemukan banyak hal baru, yang berarti harus banyak belajar pada saat proses produksi. Sejak awal dirinya hanya berharap dapat ikut berpartisipasi dalam FLS2N, tanpa ekspektasi berlebihan. Ia dan timnya menyadari akan bersaing dengan tim-tim terbaik dari kabupaten/kota lain. Namun, ternyata karya Tim Film SMKN 1 Rancah meraih posisi terbaik.
“Harapan ke depannya, Ekstrakurikuler Film SMK Negeri 1 Rancah dapat menciptakan karya-karya baru yang bisa menginspirasi banyak orang, dan diterima atau direspon secara baik oelh masyarakat,” pungkasnya.
Editor: @ciamisnulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar