Kondisi jalan yang rusak parah selama beberapa tahun terakhir menyebabkan warga Dusun Cikuda Karamat, Desa Sindangbarang, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, merasa kesulitan dalam menempuh perjalanan dari dan menuju ke wilayahnya.
Jalan sepanjang lebih kurang 5 kilometer yang kondisinya berlubang-lubang dan banyak yang sudah mengelupas tersebut melewati beberapa dusun, yakni Dusun Sindangrasa, Dusun Cikuda, dan Dusun Cikuda Keramat.
Jalan ini menjadi jalur penting transportasi warga yang menghubungkan wilayah Desa Sindangbarang, Panumbangan, Ciamis, dengan wilayah Desa Werasari dan Desa Girimukti yang termasuk ke dalam Kabupaten Majalengka. Banyak warga yang menggunakan jalur pintas ini, mengingat kalau melewati jalur utama Ciamis-Majalengka membutuhkan waktu lebih lama karena rutenya memutar.
Di masa lalu, jalan yang di beberapa lokasi naik-turun sesuai kontur pegunungan ini juga merupakan urat nadi penting bagi pengembangan kawasan agropolitan di Desa Sindangbarang. Sayangnya, program tersebut kemudian terhenti, dan menurut kabar dialihkan ke kawasan Sukamantri.
Kini, sayangnya jalur ini tak nyaman untuk dilewati pengguna jalan. Terlebih lagi jika kawasan tersebut baru saja diguyur hujan, maka kondisi jalan akan lebih menyusahkan pengguna kendaraan.
“Jalan ini satu-satunya jalan untuk masyarakat Dusun Cikuda Karamat. Miris, kalau habis hujan, ibu-ibu yang akan mengantar anak sekolah tidak bisa lewat,” ujar Saiful, salah seorang warga setempat kepada CIAMIS.info.
Dikatakannya, jalan yang terakhir di-hotmix pada tahun 2012/2013 ini pernah rusak parah pada sekitar tahun 2018/2019, lalu ditambal dengan pengaspalan biasa. Kini, mulai sekitar tahun 2021/2022 kondisinya semakin parah. Saiful menduga, salah satu penyebab cepat rusaknya jalan tersebut adalah karena tidak adanya saluran air yang memadai.
“Memang tidak ada selokan pembuangan air dari jalan, faktor utama cepat rusaknya jalan ini,” tuturnya.
Ia menambahkan, aspirasi warga untuk perbaikan jalan sudah disalurkan melalui mekanisme musrenbang, tetapi biaya pengaspalan tidak ter-cover oleh kemampuan dana desa. Terlebih jalan yang rusak cukup panjang.
“Penambalan sempat menggunakan dana swadaya masyarakat, udunan beli semen dan pasir untuk menambal jalan yang rusak parah. Namun kekuatannya memang tidak lama, sekitar satu tahun sudah rusak lagi,” imbuhnya.
Warga berharap kondisi jalan yang rusak parah ini segera mendapatkan perhatian dan memperoleh perbaikan dari pihak pemerintah, mengingat merupakan akses vital bagi kehidupan warga sehari-hari dan berdampak pada perekonomian dan kesejahteraan.
Kondisi jalan yang tidak ideal ini tak menyurutkan semangat dan rasa tanggung jawab warga setempat. Jumat (24/5/2024), misalnya, warga bergotong royong membersihkan jalan tersebut dengan terus berharap agar perbaikan jalan segera menjadi kenyataan.
Editor: @ciamisnulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar