Seorang warga Desa Buniseuri, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, bernama Fahmi Agung Mulyana, kaget mendapati dirinya menjadi korban orderan fiktif pada Rabu (15/5/2024) malam yang lalu. Tak tahu menahu, tiba-tiba saja malam itu ia dikirimi mobil pelayanan sedot WC 'Trendy' ke alamat rumahnya. Padahal, dirinya sama sekali tak memesan layanan tersebut.
Kejadian ini tentu saja membuatnya kaget, bingung, dan bertanya-tanya. Ia juga khawatir tindakan penipuan ini nantinya bisa merugikan pihak lain, terutama para pemilik usaha yang dipesan dengan orderan fiktif.
“Saya kasian juga sama pemilik (usaha) jasanya juga, sama-sama jadi korban,” tutur Fahmi saat dihubungi CIAMIS.info, Kamis (16/5/2024).
Lebih mengesalkan lagi, menurut Fahmi, ia menerima pesan ancaman akan dikirimi orderan-orderan fiktif susulan sesudah kejadian ini. Rupanya pengiriman orderan fiktif ini diduga memang disengaja oleh pelakunya, dan bukan kebetulan belaka.
Sementara itu, Ida Hadianti, pemilik usaha jasa sedot WC ‘Trendy’ membenarkan bahwa ia telah menerima chat orderan untuk melakukan penyedotan WC pada hari Rabu (15/5/2024) sekitar pukul 18.30 WIB. Pemesan meminta dilakukan penyedotan WC pada malam itu juga, dengan alamat tujuan rumah Fahmi di Buniseuri. Ida lalu mengirim tim untuk melayani permintaan tersebut, sesudah ada kesepakatan biaya dengan pemesan.
Tim sedot WC ‘Trendy’ tiba di lokasi rumah Fahmi pada sekitar pukul 21.00 WIB, setelah persiapan dan menempuh perjalanan dari Cijeungjing ke Buniseuri. Saat itulah Ida dikabari oleh karyawannya bahwa telah terjadi penipuan, karena pemilik rumah ternyata tidak pernah memesan jasa sedot WC. Ida kaget dan kecewa karena sudah menjadi korban penipuan.
“Sebelumnya, saya juga pernah menerima orderan fiktif, tapi biasanya tidak kirim share loc, dan biasanya saat kami sampai di lokasi sudah tidak bisa dihubungi lagi. Tapi kalau kejadian ini orangnya bisa share loc. Malah saat kami sampai di sana, orangnya ada jawab telepon, tapi dia malah ngasih nomornya Fahmi,” tutur Ida.
Fahmi membenarkan penuturan Ida, bahkan menyebut pelaku order fiktif juga memiliki foto-foto di sekitar lokasi rumahnya. Ia mengaku heran tentang hal tersebut, tetapi belum punya kecurigaan pada siapa-siapa.
Sesudah kejadian orderan fiktif ini, Fahmi mengaku mendapat chat ancaman dari pelaku yang menyatakan akan melakukan aksi lanjutan dengan mengirim orderan fiktif lainnya, dilengkapi dengan daftar orderan yang bisa dikirimkan pelaku. Tak hanya itu, pelaku mengaku juga pernah melakukan hal serupa pada sasaran lain sebelumnya.
Fahmi yang termasuk cukup aktif mengelola media sosialnya berharap kejadian ini tidak terulang lagi karena dapat merugikan penerima order fiktif lainnya, yakni para pemilik usaha.
Senada dengan Fahmi, pemilik usaha sedot WC ‘Trendy’ Ida Hadianti juga berharap tidak ada lagi yang menjadi korban orderan fiktif seperti yang dialaminya. Khusus untuk lingkup para pemilik usaha serupa, Ida sudah mengirimkan kabar agar mereka berhati-hati dan meneliti terlebih dulu secara cermat jika ada orderan baru yang mungkin saja hanya penipuan.
Editor: @ciamisnulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar